5 Makanan Sehat yang Bisa Beracun
Kadang saat megkonsumsi bahan makanan yang tergolong alami seperti buah dan sayuran, biasanya tubuh kita akan mengalami efek yang menyehatkan dan nyaman. Begitu pula saat proses pengolahannya, kadang kita beranggapan tidak perlu banyak proses dalam mengolahnya.
Namun siapa sangka, jika kita salah mengolah bahan makanan sehat tersebut, ternyata dapat menimbulkan racun. Itu bisa disebabkan oleh reaksi kimia yang timbul akibat kesalahan dalam mengolah, atau bisa juga karena kita tidak membuang bahan-bahan beracun yang tidak seharusnya tertelan yang terkandung dalam makanan tersebut. Karena tidak semua makanan yang telihat menyehatkan adalah makannan sehat.
Namun siapa sangka, jika kita salah mengolah bahan makanan sehat tersebut, ternyata dapat menimbulkan racun. Itu bisa disebabkan oleh reaksi kimia yang timbul akibat kesalahan dalam mengolah, atau bisa juga karena kita tidak membuang bahan-bahan beracun yang tidak seharusnya tertelan yang terkandung dalam makanan tersebut. Karena tidak semua makanan yang telihat menyehatkan adalah makannan sehat.
Berikut beberapa maknan yang nampak sehat, namun dapat berbahaya jika prosedur pengolahannya terdapat kesalahan:
1. Almond
Almond memiliki banyak manfaat bagi kesehatan, seperti kesehatan jantung. Tetapi siapa sangka, ternyata almond juga memiliki bahaya. Dalam almond telah ditemukan senyawa sianida.
Bagi kesehatan, sianida dipercaya memiliki efek yang sangat tidak baik untuk kesehatan jantung dan sistem syaraf. Dan efek buruk sianida dalam almond ini bisa terjadi jika mengkonsumsi almond tanpa mengetahui cara menghindari sianida dalam almond tersebut.
Almond akan sangat beracun jikan tidak melalui proses pemanasan yang benar. Biaanya sebelum diperjualbelikan di pasar bebas, almond mentah akan melalui proses pemanasan, baik melalui penjemuran, penyiraman dan perendaman air panas, ataupun proses pemanasan lainnya.
Bagi kesehatan, sianida dipercaya memiliki efek yang sangat tidak baik untuk kesehatan jantung dan sistem syaraf. Dan efek buruk sianida dalam almond ini bisa terjadi jika mengkonsumsi almond tanpa mengetahui cara menghindari sianida dalam almond tersebut.
Almond akan sangat beracun jikan tidak melalui proses pemanasan yang benar. Biaanya sebelum diperjualbelikan di pasar bebas, almond mentah akan melalui proses pemanasan, baik melalui penjemuran, penyiraman dan perendaman air panas, ataupun proses pemanasan lainnya.
2. Ceri
Ceri memiliki satu senyawa berbahaya pada alah atu bagian buahnya, yakni bijinya. Buah mungil ini dapat menghsilkan racun berbahaya tatkala bijinya dihancurkan, dihisap, maupun terkunyah.
Biji ceri memiliki senyawa anorganik hidrogen sianida. Zat ini biasanya disebut dengan asam prusik yang juga akan terkandung dalam asap pembakaran mpah yang terdapat plastik di dalamnya. Dan tentu saja hal ini akan memberikan efek yang buruk terhadap tubuh seseorang yang gemar menghisap biji ceri dalam jangka waktu yang berkepanjangan.
Keracunan hidrogen sianida dalam dosis kecil akan mengakibatkan pusing, kebingungan dan muntah. Sementara keracunan dalam dosis yang besar akan mengakibatkan kesulitan bernapas, kenaikan tekanan darah dan datak jantung, bahkan hingga gagal ginjal yang bisa mengakibatkan koma dan juga kematian karena aluran pernapasan.
Biji ceri memiliki senyawa anorganik hidrogen sianida. Zat ini biasanya disebut dengan asam prusik yang juga akan terkandung dalam asap pembakaran mpah yang terdapat plastik di dalamnya. Dan tentu saja hal ini akan memberikan efek yang buruk terhadap tubuh seseorang yang gemar menghisap biji ceri dalam jangka waktu yang berkepanjangan.
Keracunan hidrogen sianida dalam dosis kecil akan mengakibatkan pusing, kebingungan dan muntah. Sementara keracunan dalam dosis yang besar akan mengakibatkan kesulitan bernapas, kenaikan tekanan darah dan datak jantung, bahkan hingga gagal ginjal yang bisa mengakibatkan koma dan juga kematian karena aluran pernapasan.
3. Apel
Hingga saat ini, apel masih dikategorikan ebagai alah satu makanan sehat dan bergizi bagi tubuh. Bahkan beberapa ahli gizi menyarankan wanita diet untuk mengkonsumsi buah yang dipercaya dapat menurunkan beratt badan ini. Akan tetapi ada bagian dari buah apel yang harus diwaspadai karena dapt menjadi racun di dalam tubuh.
Bagian tersebut adaah biji dari buah apel, yang ternyata juga mengandung zat berbahaya bernama sianida. Namun tak seperti almond dan juga ceri, apel diyakini memiliki zat berbahaya tersebut dalam jumlah yang lebih kecil. Dan zay=t ini pun baru dapat ditemui efwk buruknya, apabila biji apel yang terkunyah dan pecah. Karenanya bagi anda yang hendak mengunyah langsung buah apel, pastikan biji apel ersebut tidak ikut terkunyah hingga halus, sehingga akan mengeluarkan sianida.
Bagian tersebut adaah biji dari buah apel, yang ternyata juga mengandung zat berbahaya bernama sianida. Namun tak seperti almond dan juga ceri, apel diyakini memiliki zat berbahaya tersebut dalam jumlah yang lebih kecil. Dan zay=t ini pun baru dapat ditemui efwk buruknya, apabila biji apel yang terkunyah dan pecah. Karenanya bagi anda yang hendak mengunyah langsung buah apel, pastikan biji apel ersebut tidak ikut terkunyah hingga halus, sehingga akan mengeluarkan sianida.
4. Tomat
Pada abad ke-16, sayuran ini amat ditakuti dan tidak ada orang yang berani memakannya karena dianggap beracun. Buah yang memiliki bentuk hampir sama dengan apel ini, ternyata memiliki racun pada batang dan daunnya.
Tomat tumbuh diiringi dengan batang dan daun yang ikut menjuntai, dikala sayuran ini mulai megembang. Tapi tampaknya, pada proses pemetikan tomat, batang daunnya memiliki kumungkinan menempel pada buah, dan ikut terkonsumsi. Pasalnya, walau dapat juga dijadikan sebagai bahan masakan, daun dan batang tomat terbukti mengandung zat berbahaya yakni glikoalkaloid.
Glikoalkaloid ini adalah racun yang kuat, bahkan saking kuatnya glikolkaloid juga digunakan untuk mengontrol tes. Selain itu, glikoalkaloid sendiri merupakan zat yang mengandung kadar gula dan alakaloid, sehingga dapat menyebabkan kegugupan dan gangguan pada perut.
Tomat tumbuh diiringi dengan batang dan daun yang ikut menjuntai, dikala sayuran ini mulai megembang. Tapi tampaknya, pada proses pemetikan tomat, batang daunnya memiliki kumungkinan menempel pada buah, dan ikut terkonsumsi. Pasalnya, walau dapat juga dijadikan sebagai bahan masakan, daun dan batang tomat terbukti mengandung zat berbahaya yakni glikoalkaloid.
Glikoalkaloid ini adalah racun yang kuat, bahkan saking kuatnya glikolkaloid juga digunakan untuk mengontrol tes. Selain itu, glikoalkaloid sendiri merupakan zat yang mengandung kadar gula dan alakaloid, sehingga dapat menyebabkan kegugupan dan gangguan pada perut.
5. Kentang
Kentang umumnya brwarna cokelat pucat dengan bagian dalam berwarna kuning. Biasanya kentang bisa berubah warna menjadi kehijauan bila terkena sinar matahari yang berlebihan, penyimpanan yang salah, seperti suhu penyimpanan yang terlalu dingin ataupun terlalu panas.
Warna hijau tersebut sebenarnya merupakan kandungan klorofil, dan warna kehijauan yang muncul itu bukanlah racun. Warna hiaju hanya menjadi indikasi bahwa kentang terpapar cahaya, atau penyimanan yang kurang baik. Namun apabila kentang terkena cahaya yang terlalu banyak, maka ia akan memproduksi zat yang bernama solanin.
Konsumsi solanin dalam jumlah yang tinggi bisa menyebabkan berbagai penyakit, seperti diare, keracunan makanan, sakit kepala, hingga mual dan muntah.
Warna hijau tersebut sebenarnya merupakan kandungan klorofil, dan warna kehijauan yang muncul itu bukanlah racun. Warna hiaju hanya menjadi indikasi bahwa kentang terpapar cahaya, atau penyimanan yang kurang baik. Namun apabila kentang terkena cahaya yang terlalu banyak, maka ia akan memproduksi zat yang bernama solanin.
Konsumsi solanin dalam jumlah yang tinggi bisa menyebabkan berbagai penyakit, seperti diare, keracunan makanan, sakit kepala, hingga mual dan muntah.
0 comments:
Post a Comment
Silahkan berkomentar secara bijak dan sesuai dengan topik pembahasan